Sunday, February 7, 2016

Puncak Cemara Sawahlunto, Meresapi Landscape Kota Tua Kolonial Belanda

Bismillah

Anda penikmat wisata landscape? Maka spot wisata yang satu ini akan sangat cocok untuk Anda. Apalagi jika Anda adalah fotografer landscape.  Wah, bakalan cocok pisan. Rugi banget kalau melewatkan destinasi gratis yang teramat elok ini. Hamparan relief kota lama dengan bangunan tua dan pemukiman penduduk, akan sangat indah jadi objek foto Anda. Perbukitan di setiap pinggiran kota seakan menjadi frame alam yang menambah indah hasil foto yang dihasilkan. Hanya satu saja kekurangan tempat ini bagi para fotografer landscape.  Apa itu? Kita tidak bisa melihat sunset atau sunrise secara langsung.  Kita hanya bisa menangkap semburatnya dari balik perbukitan.  Namun sebetulnya tidak terlalu menjadi masalah walau memang menjadi kekurangan.  Soalnya terkompensasi dengan view lain yang sangat eye-catching berupa hamparan kota kuali Sawahlunto.  Mau ambil foto selfie pun sangat pas di sini. Saya lihat justru genre foto selfie ini yang mendominasi dari para pengunjung di sini.  Apalagi kalau sore sudah menjelang. Ramai bana.
Landscape Kota Sawahlunto dari Puncak Cemara



Selfie di pelataran view point Puncak Cemara Sawahlunto
Nama tempatnya apa nih? Ya, seperti sudah Saya sebutkan di judul artikel, nama tempat ini adalah Puncak Asmara Cemara Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Kalau boleh Saya bilang, Puncak Cemara ini adalah salah satu tujuan pelengkap yang wajib dikunjungi di Sawahlunto.  Karena dari sini, Kita bisa memandangi secara keseluruhan Kota Sawahlunto yang bagaikan dalam sebuah kuali itu. Apalagi kalau kita ke sini pada malam hari. Beuh.. Akan nampak hamparan lampu yang semakin menambah eksotika Kota Arang ini. Kalau berkunjung siang hari, Kita bisa memetakan letak-letak bangunan bersejarah peninggalan zaman Kolonial dahulu kala. Nah, biar makin afdhol, bawa juga teropong.  Hmmm, pasti bakalan seru banget!
Kota Tua Sawahlunto
Di kejauhan terdekat sebelah kiri akan nampak menonjol menara kantor PT. Bukit Asam Unit Penambangan Ombilin (BA UPO) yang dulunya adalah sebuah gereja Belanda.  Akan terlihat pula lapangan sepak bola Ombilin di bawah bangunan RSUD Sawahlunto yang juga merupakan bangunan peninggalan bersejarah.  Di kanan terdekat, tiga buah Silo pengolahan batu bara dulu kala pun nampak sangat kecil dari ketinggian Puncak Cemara. Padahal, kalau Kita berdiri di dekatnya langsung, akan terasa betul ukuran Kita seakan jadi kurcaci super imut nan unyu. Halah..  Terus di ujuuuung sana, ada terpampang menara menjulang tinggi. Kalau dari puncakan ini terlihat seperti tusuk gigi. Dan tusuk gigi itu adalah menara Mesjid Agung Sawahlunto.  Dulunya mesjid ini adalah stasiun peralihan atau apa gituh yang kemudian beralih fungsi jadi gudang senjata. Kini difungsikan menjadi mesjid. Tusuk gigi yang dijadikan menara Mesjid Agung Sawahlunto ini dulunya adalah cerobong asap pengolahan batu bara. Ajib kan? Nanti deh Saya tulis artikel khusus terkait bangunan-bangunan tua di Sawahlunto ini. Insya Allah. Sebagai informasi, Kota Tua Sawahlunto akan menjadi kota yang diakui oleh Unesco sebagai Warisan Dunia. Semoga segera terealisasi dalam waktu dekat ini. Untuk tingkat nasional, Kota Sawahlunto sudah dijadikan sebagai cagar budaya nasional berbasis heritage. Mantap kan?
Papan Informasi. Sawahlunto masuk tentative list sebagai warisan dunia dari Unesco. Puncak Cemara Sawahlunto

Ok lanjut. View Sawahlunto memang menjadi inti tempat wisata Puncak Cemara ini. View point untuk menikmati pemandangan pun disediakan secara khusus.  Di view point ini kita bisa leluasa memandang atau memasang tripod kamera DSLR kita. Strategis sekali. Kita bisa juga menjumpai monyet-monyet yang bebas berkeliaran di pohon-pohon sekitaran Puncak Cemara. Mereka hidup liar tapi tidak mengganggu.  Bahkan bisa jadi pelengkap objek foto kita di sini. Di bagian lebih bawah, juga disediakan kursi-kursi santai yang menghadap langsung ke pemandangan kota. Karena kursi besi panjang untuk bersantai ini tepat di mulut jurang, jadi Kita mesti lebih hati-hati.
View Point di Puncak Cemara Sawahlunto. Leluasa mengambil foto. Ckrek!

Monyet-monyet berkeliaran liar di area Puncak Cemara Sawahlunto.
 
Duduk santai menikmati pemandangan kota. Puncak Cemara Sawahlunto

Selain view Kota Sawahlunto, Puncak Cemara menawarkan pelengkap wisata yang lain juga. Di kawasan ini telah disediakan berbagai fasilitas wisata penunjang yang lain.  Saya lihat, justru wisata di sini lebih condong ke wisata keluarga.  Lihat saja berbagai macam permainan anak-anak siap mengundang keceriaan bocah-bocah mungil kita. Ada perosotan, ayunan, titian kayu, jungkit-jungkitan dan bahkan spider-web walau dengan kondisi sederhana.  Jadi anak-anak akan betah pula berlama-lama di sini.  Dulu pernah ada rencana pembangunan kereta gantung di sini.  Cuma sayangnya, rencana pembangunan kereta gantung ini tidak jadi dilaksanakan.  Kalau jadi, wih bakalan ajib pastinya. Terbayang saja serunya menaiki kereta gantung dari ketinggian sembari menikmati lebih lamat detail Kota Lama Sawahlunto. Tapi lupakan, karena sampai sekarang tidak nampak rencana itu akan terealisasi. Hiks..
Sarana bermain anak. Puncak Cemara Sawahlunto
Anak-anak bisa betah lama-lama di sini. Puncak Cemara Sawahlunto
Perut keruyukan? Tenang. Ada kantin kecil tempat kita beli cemilan atau sekedar popmie sebagai pengganjal perut. Kita bisa santai makan di saung-saung apik yang tersebar di area Puncak Cemara. Sembari merasakan semilir angin dari sela-sela tingginya pohon cemara. Ada baiknya memang membawa makanan sendiri dari rumah kalau mau makan besar. Atau beli di pusat kota sebelum menuju ke Puncak Cemara. Soalnya di area sini tidak tersedia rumah atau warung makan. Hanya kantin semata. Fasilitas Musholla tersedia di sini dengan tempat wudhu dan toilet yang memadai.
Kantin, Mushalla dan Tempat Wudhu + Toilet. Puncak Cemara Sawahlunto

Nyaman. Saung di Puncak Cemara Kota Sawahlunto.
Jika berkunjung ke Sawahlunto, sempatkanlah ke Puncak Cemara. Dari pusat kota, Kita bisa melihatnya sekilas di ketinggian.  Sekitar 15 menit berkendara dari pusat kota, Kita sudah bisa menjejakkan kaki sembari melepaskan pandang. Tidak ada tiket masuk alias gratis. Awalnya Saya dapat kabar free parking juga, tapi ternyata pas Saya ke sana ada yang mungut uang parkir. Rp. 2.000 untuk kendaraan roda dua.

Oh iya, ada juga Monumen Kesetiaan di Puncak Cemara ini. Kita bisa membeli gembok dan mengait-kuncikannya di monumen ini. Konsepnya sama persis seperti Namsan Tower yang dipenuhi gembok di Korea Selatan sana sepertinya. Cuma di sini dalam bentuk yang berbeda. Walau sempat jadi perdebatan panjang terkait Monumen Kesetiaan ini, tapi ini menjadi salah satu keunikan dari Puncak Cemara.
Monumen Kesetiaan. Ala-ala yang di Korea kali ya? Puncak Cemara Sawahlunto

Sekian informasi terkait Puncak Cemara Sawahlunto dari Saya. Layak banget untuk dikunjungi. Semoga bermanfaat dalam menambah tujuan wisata Kita di Sawahlunto. Salam hangat dari Kota Lama Sawahlunto.

***** 

4 comments:

  1. saya jadi tertarik untuk berkunjung kesana mas...

    indah sekali.. hampor mirip viwe di luwuk

    http://bukanrastaman.com/2016/02/11/menatap-keindahan-alam-di-bukit-kasih-sayang/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, kapan ya bisa ke Luwuk? Tanah Sulawesi termasuk yang belum pernah Saya menapakkan kaki di sana :)

      Delete
  2. Pengen banget kesana >,<
    Keren gitu yaaa, apalagi kalau motretnya pake drone
    Pasti kece bangeet

    ReplyDelete
    Replies
    1. cuma kalo pake drone, ada sayangnya. ya sayangnya saya ga punya drone. haha..

      Delete