Bismillah
"Wah minumnya teh talua nih, Bang.", komentar Saya
ketika pagi-pagi sudah terlihat segelas minuman khas Minang di meja seorang rekan
kerja.
"Iya, Mas. Badan lagi kurang enak.", timpalnya.
"Kalau lembur, harus pesen teh talua nih.",
celetuk seorang pegawai di keuangan. Kala itu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tengah
intens memeriksa laporan keuangan tahun yang lalu. Nampaknya
mereka akan melalui malam ini dengan bekerja.
Teh talua. Secara
bahasa, artinya ya teh telur. Berarti
ada unsur campuran teh dengan telur.
Hmmm.. Minuman macam apakah gerangan?
Kok kayaknya berkhasiat betul? Semacam teh tarik kah? Atau semacam
cappucino? Atau jangan-jangan semacam
Susu Kuda Liar versi tehnya? Hehehe...
Oh ternyata bukan. Dulu, konon ceritanya teh talua ini adalah minumannya para bangsawan dan borjuis di kalangan masyarakat Minangkabau. Saya terus terang saja baru mengenal minuman teh talua ini setelah menetap di Ranah Minang. Kala itu ditawari minum, dan seorang teman merekomendasikan untuk dibuatkan teh talua. Teh talua? Kayaknya baru pertama itu Saya dengar nama minuman ini. Di Rumah Makan Padang yang pernah Saya kunjungi selama ini rasanya tidak pernah melihat di menu ada teh talua. Sip lah. Karena penasaran, Saya oke-kan rekomendasi teman itu. Dan tak seberapa lama kemudian, dihidangkanlah minuman dimaksud.
Oh ternyata bukan. Dulu, konon ceritanya teh talua ini adalah minumannya para bangsawan dan borjuis di kalangan masyarakat Minangkabau. Saya terus terang saja baru mengenal minuman teh talua ini setelah menetap di Ranah Minang. Kala itu ditawari minum, dan seorang teman merekomendasikan untuk dibuatkan teh talua. Teh talua? Kayaknya baru pertama itu Saya dengar nama minuman ini. Di Rumah Makan Padang yang pernah Saya kunjungi selama ini rasanya tidak pernah melihat di menu ada teh talua. Sip lah. Karena penasaran, Saya oke-kan rekomendasi teman itu. Dan tak seberapa lama kemudian, dihidangkanlah minuman dimaksud.
"Ini campuran teh dengan kuning telur ayam
kampung.", jelas kawan Saya itu.
Kuning telur? Jadi dari telur
mentah? Oh tidak. Tiba-tiba secara otomatis tersimpulkan
minuman ini tentu akan anyir. Selera minum
Saya pun seketika lenyap sirna. Rasa penasaran
menyicip minuman yang terhidang dalam gelas ukuran menengah dengan buih putih di atasnya
itu, menguap entah ke mana.
"Cobalah dulu. Enak kok.", Sang teman menyeruput
teh talua-nya. Hanya rasa segan yang menggerakkan tangan Saya mengambil segelas
teh talua itu. Saya memaksakan
menyeruputnya, sedikit. Hmmm? Tidak ada
bau dan rasa anyir menyambangi hidung dan lidah Saya. Saya seruput lagi. Panasnya air campuran teh talua masih cukup tinggi,
tapi Saya suka. Saya seruput lagi. Ajib!
Beneran, ENAK! Rasanya gurih. Duh, gimana ya deskripsiinnya? Enak deh pokoknya. Hahaha.. Coba aja sendiri lah ya. Dan kalau mau menambahkan rasa segar asam,
biasanya teh talua ini dihidangkan dengan irisan jeruk nipis yang biasanya disertakan di piring-kecil
tatakan gelas teh talua. Selain itu,
jeruk nipis ini bisa juga berfungsi meminimalisir lagi rasa dan bau anyir yang
kemungkinan ada. Tapi jika cara pengolahannya
betul, rasa anyir itu tidak akan ada.
Nah, jika Anda berkesempatan ke Sumatera Barat, Anda harus mencoba teh talua ini. Minuman khas Minangkabau ini bisa dengan
mudah dipesan di kedai, warung makan, lapau makan, rumah makan mana saja di
seantero Sumatera Barat. Berbeda dengan keterkenalan rendang yang sampai ke mancanegara, kepopuleran teh talua terbatas hanya di kalangan Urang
Awak (baca : Orang Minang). Apakah
karena ini adalah minuman rahasia Orang Minang? Owh.. Bisa jadi. Tapi ga tau juga sih. Hehehe.. Oh iya, hampir saja lupa. Saran Saya, jangan coba-coba pesan teh talua
di Rumah Makan yang bukan Rumah Makan Padang, apalagi di luar Sumatera Barat.
Bisa-bisa Anda mengalami hal serupa dengan atasan Saya yang memesan teh
talua di Kalimantan. Bukannya teh talua yang
dihidangkan, malah segelas teh pahit panas dengan sebutir telur rebus yang tersaji. Hehehe...
Kalau mau tahu resepnya dan mencoba bikin, silakan searching aja ya. Saya hanya penikmat, bukan peramu.
Hehe... Selamat mencoba. Hal terakhir yang perlu diingat untuk menutup tulisan ini, teh talua tidak direkomendasikan bagi penderita darah tinggi ya, Bro. Bisa berabe.
*****
Minuman favorit masa keciiiill. Sukaaa banget. Bikin teh ini tricky banget. Kalau ga jago2 banget bikinnya susaahh. Salah2 telurnya matang atau mentah dan bau amis :)
ReplyDeleteyup. ada trik dan (kadang) bumbu rahasianya. kalau salah2 bisa amis. pertanyaan saya malah, kenapa di luar urang awak kurang dikenal ya? padahal potensi untuk disukainya besar.
Deletehehe lamak bana!! mo nyari ah di Jakarta ada gak ya??
ReplyDeletedatang aja ke rumah makan padang dan tanyakan. soalnya jarang juga rumah makan padang yang mencantumkan menu teh talua sependek yang saya tahu. :)
DeleteDi rumah makan simpang raya ada.kalau mau,pesen khas lainnya, tomat top.khas bukittinggi dan hanya simpang raya yg ada
Delete