Bismillah
“A, kita ke Laing Park yuk! Katanya bagus di sana.”, ajak
istri di suatu hari. Laing Park? Di Kota
Solok? Ah, kayaknya baru dengar nih. Tapi
sebentar, Laing Park ya? Di Kelurahan Laing berarti ya? Hmmm... Saya pun jadi teringat momen ketika berkendara
motor pas jalan-jalan sore berdua sama anak sulung Saya, Qisthi, ke daerah Laing. Di perjalanan yang didominasi rimba, ada
sebuah spot yang ramai pengunjung. Motor
dan mobil pun nampak banyak terparkir tak jauh dari gerbang tempat tersebut. Penasaran, Saya cari-cari nama tempatnya. Biasanya kan tertera di gerbang. Tapi tidak terdapat nama apa pun yang
menunjukkan identitas tempat tersebut di sana. Tempat
apa ini? Apakah kebetulan sedang ada gathering
perusahaan atau instansi saja? Atau
gimana? Waktu itu Saya melihat ada yang
sedang main flying fox juga di sana. Wih mantab nih! Tapi karena Qisthi nampaknya sudah ngantuk berat,
Saya pun tak menuruti rasa penasaran yang membuncah kala itu. Ceileeehh..
Membuncah. Hehe.. Ya sudahlah, Saya pun melanjutkan
perjalanan jalan-jalan sore itu ke arah rumah, pulang.
Maka, pada Sabtu kemarin, 16 Januari 2016, untuk melunasi
rasa penasaran Saya dan istri, Kami sekeluarga menjajal (ceileh lagi) Laing
(baca : layiang) Park yang ternyata sudah dan sedang happening banget di Kota Solok
ini. Duh, ternyata Saya saja yang kuper
dan kudet neh. Mayoritas warga
Solok, mungkin sudah mengetahuinya sejak awal tahun 2015 kemarin. Telat banget ya? Tak apalah, lebih baik
terlambat daripada tidak kan? Bahkan
dari luar Kota Solok pun sudah banyak yang berkunjung ke Laing Park ini. Dari Padang, Bukittinggi, Sijunjung atau
Sawahunto malah dari luar Sumatera Barat pun ada. Nah, kalau Anda ingin
berkunjung ke sini, jika Anda dari arah Padang atau Bukittinggi, ada baiknya mengambil
jalur dari Pasar Raya Solok ke arah Laing melewati rumah dinas Walikota. Melewati jalur ini, di perjalanan kita akan
disuguhi juga pemandangan Kota Solok dari ketinggian. Indaaaah nian.
Apalagi di spot dekat Kantor DPRD Kota Solok yang baru. Pemandangannya menghampar sekali. Selain itu, bisa juga melihat penampakan
Lembaga Pemasyarakatan (LP) yang berdinding kawat berduri. Hiii… Serem.
Dan eh, ngapain juga Saya menuliskan LP ini ya? Mantan Napi ya? Hahaha.. Bukan, sekedar
penanda perjalanan saja buat Anda yang baru ke sini. Atau kalau Anda dari arah Sawahlunto,
bersiap-siaplah membelokkan kendaraan ke
arah kanan pas setelah melewati perlintasan rel kereta api sebelum SPBU Saok
Laweh. Dari kelokan ini, tak sampai 15
menit Anda akan tiba di area lokasi Laing Park. Tempatnya pun mudah
ditemukan. Gerbang Laing Park ini tepat
di sebelah Kantor Kelurahan Laing, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok. Masuk ke Laing Park ini pun tidak perlu membayar
karcis. Cukup bayar parkir bagi yang
membawa kendaraan. Motor Rp. 3.000,
sedangkan mobil Rp. 5.000. Kalau mau
gratis, bisa juga. Berarti ya mesti jalan kaki ke sininya.
Sekalian hiking menembus belantara hutan Solok. Hehehe..
Heemmmm… Sedapnya bauuuuu
#IpinUpinMode : ON. Wangi durian langsung
menyeruak menyambut hidung Saya. Aroma surga ini mah euy! Hehe… Ya wajar saja sih, area Laing Park ini memang banyak ditumbuhi pohon durian. Dan
yang lebih ajaibnya lagi, pohon duriannya sedang berbuah semua. Yuhuuu..
Sekarang di sini memang sedang musim durian, Bro Sist. Bagi penggemar durian, ini adalah waktunya
menikmati surga dunia di Laing Park. Pesta duriaaaan! Hehehe… Harganya pun
pasaran. Dari mulai Rp. 15.000 sampai
Rp. 20.000 per buah. Tapi jangan sampai kebanyakan makan durian ya, bisa pusing
dan ujungnya beresiko ngegelundung ke bawah.
Karena kontur tanah di Laing Park ini memang berupa lereng dengan kemiringan
20-40 derajat dengan ditumbuhi rerumputan. Terkait ini, tantangan cukup berat Kami adalah menjaga anak kedua Kami, Zaid (13 bulan). Karena sudah bisa jalan dan mulai belajar berlari, maka penjagaan terhadap Zaid harus ekstra ketat. Lengah dikit, bisa-bisa lari di tempat berkemiringan seperti ini yang bisa berakibat fatal.
Harganya paling mahal Rp. 20.000. Di bawah ini Rp. 15.000 per buah |
Bagi yang sudah berkeluarga, tempat ini sangat cocok untuk
berwisata bersama keluarga. Ada
fasilitas mainan untuk anak-anak seperti jungkit-jungkit, ayunan, perosotan
sampai yang mengarah ke outbond : flying fox, naik jala laba-laba, menyeberangi
tali atau ‘sekedar’ merasai goyangan jembatan tali kala naik ke rumah pohon. Untuk menjajal flying fox yang curam dan
panjang itu, cuma dikenakan tarif Rp. 15.000 per orang. Termasuk murah untuk bisa mendapatkan pengalaman
teriak-teriak penghilang stress kala meluncur deras dari ketinggian. Hehehe.. Saya? Nggak usah deh, ntar kalau Saya nyoba flying
fox malah tidak bagus bagi kejiwaan anak Saya.
Melihat Ayahnya ketakutan meluncur dari ketinggian hanya akan
mengakibatkan anak lebih takut lagi. Pepatah mengatakan : Ayah
kencing berdiri, anak kencing berlari. Eh, guru ya? Sama saja lah. Hehe..
Atau bisa jadi malah diketawain anak-anak.
Kan tengsin. Hahahahaa… Oh iya, untuk menikmati serunya outbond, pihak pengelola
hanya membukanya pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur nasional loh. Jadi kalau pas hari kerja atau sekolah, tidak
ada dibuka jasa dan fasilitas outbond.
Ya kecuali kalau rombongan dan pesan paket outbond.
Ah kayaknya capek kalau malah outbond ke Laing Park. Pengennya nyantai aja kayak di pantai. Tak mengapa.
Kalau pun ke sini hanya untuk bersantai-santai merebahkan badan atau duduk-duduk
menikmati suasana rimba dengan bunyi-bunyian binatang di kejauhan, ada banyak
saung atau gajebo tersedia. Bisa juga
duduk-duduk di atas rerumputan. Kecuali
ya pas musim hujan, rumputnya basah seperti pas kami kemarin sekeluarga ke
Laing Park ini. Bercengkerama bersama
keluarga atau melelapkan diri dalam tidur (loh loh? Kok malah tidur? Haha..) bisa
menjadi opsi yang simple namun tetap mengasyikkan. Ini sih, Gue banget! Haha… Pas masuk waktu shalat, ada mushalla tersedia. Nah kalau lapar
gimana? Tenang, ada yang jual makanan di
area Laing Park ini. Sekedar mie bakso
dan pop mie atau cemilan-cemilan dan teh talua tentu ada. Cuma ya itu, jangan buang sampah sisa makanan
secara sembarangan ya. Sayang banget
tempat seoke ini, malah ternoda dan ternista oleh sampah pengunjung. Ini yang selalu bikin Saya geregetan kalau
mengunjungi tempat wisata di Indonesia (kayak dah pernah ke luar negeri aja, To! Hehe..). Sampah
berserakan. Tolong ya Bro n Sist, jangan
buang sampah sembarangan. Kalau tidak
nemu tempat sampah, bawa saja dulu.
Buang setelah nemu tempat sampah.
Nggak berat kan? Nggak usah berat
sama gengsi.
“Masa udah necis dan wangi, nenteng-nenteng bungkus lontong?
Bisa ngedrop dong pasaran.” Ah plis
deh. Nggak usah secetek itu berfikir. Lo tuh akan tetep ganteng kalau cowok, nggak
bakalan jadi cantik kecuali (mungkin) operasi transgender :p Miris saja ketika tempat sebagus dan seasri
ini dirusak oleh penampakan sampah anorganik yang berserakan. Dan Laing Park ini sudah terlihat mulai ternoda juga. #JadiCurcol
Oke. Kembali ke
laptop. Sampai mana tadi ya? Duh jadi
lupa. Oh iya. Kalau ke Laing Park, jangan sampai
ketinggalan nyobain menyeberang atau naik ke rumah pohon. Rumah pohon ini merupakan trademark dari
Laing Park ini. Jadi istilahnya, belum
afdhal kalau ke Laing Park belum nyobain menginjakkan kaki di rumah pohon. Rumah pohon di Laing Park ada dua. Keduanya terbuat dari kayu beratapkan pelepah daun kelapa kering dan ijuk serta dibuat di atas sebatang pohon dengan ketinggian sekitar 10 meter. Untuk sampai di rumah pohon itu, kita mesti meniti penghubung
berupa sebuah jembatan tali dan susunan kayu-kayu.
Kalau nyebrang, ni jembatan akan otomatis goyang-goyang. Pas masih di awal-awal sih, Saya masih pede
melangkahkan kaki menjejaki jembatan. Eh
pas udah di tengah-tengah, goyangannya makin menggila tak berketentuan! Ajib! Ini gimana? Call 911? Nggak mungkin. Duh duh.. Lanjut masih jauh, balik lagi harus
menanggung malu. Hingga akhirnya
memaksakan diri lanjut menyeberang. Dan
setelah sampai di rumah pohon, serasa rumah pohon bergoyang-goyang karena otak
masih terpengaruh goyang-goyang pas nyeberang di jembatan. Haduh… Puyeng... Mesti pegangan ke pohon neh. Hadeuh… Makin males ketika ternyata, untuk balik dari
rumah pohon, mesti lewat jembatan yang sama lagi. Alamaaaaak! Apa nggak ada lift ya di mari?
Haha…
Rumah Pohon 1 |
Rumah Pohon 2 |
Jembatannya kayaknya biasa aja. Tapi kalau dah mulai nyebrang, ampun dah. |
View dari atas Rumah Pohon 2. |
Bukti Saya udah nyeberang dan nyampe di rumah pohon |
Sekian saja berbagi pengalaman Saya dan keluarga di Laing Park belum lama ini. Recommended lah pokoknya. Sangat memuaskan. Apalagi masuknya gratisan (intinya ini sih. Hehe...). So, Anda sedang atau akan berkunjung ke Kota Solok? Jangan lewatkan destinasi yang satu ini. Taman Wisata Alam Laing
Park, Kota Solok, Sumatera Barat. Rasakan sensasinya! Enjoy!
*****
*****
Wuaaah jadi pingin ke sini deh
ReplyDeleteWisata lokal aja kok. Gratisan pula :)
Delete